LAPORAN PRAKTIKUM PEMBIAKAN VEGETATIF DENGAN CARA STEK
PEMBIAKAN VEGETATIF DENGAN CARA STEK
X ATPH
SMK
ASSA’IDIYYAH KUDUS
JURUSAN
AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
LAPORAN PRAKTIKUM
ANGGOTA : 6 ORANG
ACARA : PEMBIAKAN
VEGETATIF DENGAN CARA SETEK
Anggota :1. ACHMAD
GHIFFARI SHUFI
2. MOCH SUKRON MA’MUN
3. MUHAMMAD YUSUF HARJUNA
4. MUHAMMAD NIZAR ABDUL RAHMAN
5. AINUL YAQIN
6. MUHAMMAD DENI RIZALDI
BAB
1 PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering menjumpai berbagai macam tanaman
baik tanaman hias maupun tanaman buah.Pada saat ini banyak tanaman atau bibit
yang dihasilkan dari perbanyakan secara generative maupun vegetatif.Namun untuk
memperoleh bibit tanaman dengan cara generatif diperlukan waktu yanag lama dan
hasil yang masih belum pasti, oleh kaera itu untuk memperolek tanaman baru
dengana sifat yanag sama dengan induknya serta melalui proses yang cepat maka
dilakukan perbanyakan tanaman secara vegetatif
Perkembangbiakan secara vegetatif
biasanya berasal dari salah satu bagian tanaman tertentu saja misalnya
berasal dari akar,batang,daun dan masih banyak lainya yang bias digunakan atau
biasanya dikenal dengan sebutan bibit,sedangkan perkembangbiakan secara
generative berasal dari biji. Salah satu pembiakan vegetatif yang ingin
diterapkan untuk tanaman buah naga adalah stek batang. Stek batang sebagai
material sangat menguntungkan, sebab batang mempunyai persediaan makanan yang cukup
terhadap tunas-tunas batang dan akar (Rochiman dan Hariadi, 1973).
Kebutuhan bibit tanaman unggul dan dalam waktu yang singkat memang
menjadi masalah saat ini, stek dilakukan untuk memperoleh tanaman yang memiliki
ciri dan karakteristik sama dengan induknya. Karena susahnya menyiapkan bibit
melalui perbanyakan secara cepat maka setek dilakukan sebagai alternatitif
dalam menangani masalah tersebut, karena untuk menunbuhkan tanaman dengan cara
setek tidak perlu menggunakan bahan secara khusus. Setek bias dilakukan dengan
hanya mengambil dan menumbuhkan bagian dari tanaman baik daun, akar, batang
sesuai jenis tanaman , dan setek juga
tidak memerlukan investasi dan modal yang mahal karena tidak memerlukan
peralatan yang memiliki nilai ekonomi tinggi.Peralatan setek merupakan
peralatran sederhana yang hanya memiliki kriteria tajam dan steril.
1.2 Tujuan
1. Untuk
mengetahui dan mempelajari cara-cara penyetekan
2. Untuk
mengetahui pengaruh komposisi media tanam terhadap keberhasilan pembentukan
system perakaran pada stek batang.
BAB
2 TINJAUAN PUSTAKA
Tanaman buah naga merupakan
tanaman buah yang termasuk dalam kelompok tanaman kaktus atau tergolong family
cactaceae yang berasal dari Meksiko, Amerika tengah dan Amerika utara.Tanaman
buah naga telah tersebar ke seluruh penjuru dunia.Curah hujan yang ideal untuk
buah naga adalah 60 mm/bulan atau 720 mm/tahun dan akan lebih baik jika ditanam
di dataran rendah yaitu 0-350 m dpl, dengan suhu yang ideal yaitu 260C –
360C dank kelembapan 70 – 90%. Tanah
untuk budidaya tanaman ini harus baik yaitu memiliki aerasi baik dengan derajad
keasaman tanah yang bersifat sedikit alkalis denagn pH 6,5 – 7 (Kristanto,
2008).
Tanaman buah naga merupakan salah satu tanaman yang dapat dibudidaya
dengan cara stek atau vegetative. Perbanyakan tanaman secara vegetative adalah
perbanyakan tanaman tanpa melalui proses perkawinan, perbanyakan tanaman secara
vegetative dapat dilakukan dengan mengambil bagian dari tanaman, misalnya,
batang, daun, umbi, spora, dan lain-lain. Perbanyakan secara vegetative dapat
dilakukan mulai dari cara yang paling sederhana seperti,stek, cangkong,
merunduk dan lain-lain hingga cara yang paling rumit, misalnya perbanyakan
tanaman dengan system kultur jaringan.Untuk tanaman buah naga biasanya
menggunakan cara stek (Widarto, 1995).
Bahan tanaman dapat berasal dari stek cabang atau batang, maupun benih.
Jika menggunakan stek dipilih cabang atau batang yang telah cukup tua yaitu
diambil dari buah yang telah masak biasanya berwarna hitam. Stek cabang yang
cukup baik pertumbuhannya adalah stek yang berdiameter 2 cm, berkayu, berwarna
hijau keabu-abuan, sedangkan untuk panjang stek yang menjadi pertimbangan
adalah efisiensi pemakaiannya. Stek yang lebih panjang memerlukan pemakaian
cabang lebih banyak dibandingkan stek pendek, sedang yang terlalu pendek sulit
untuk tumbuh. Panjang stek 25 cm sudah cukup memadai (charloq, 2008).
Menurut Kantarli (1993) dalam Danu dan Nurhasybi (2003), faktor yang
mempengaruhi keberhasilan stek berakar dan tumbuh
baik adalah 1) Sumber bahan stek, 2) Perlakuan terhadap bahan stek. Hal yang
perlu diperhatikan dalam perlakuan terhadap bahan stek adalah penggunaan jenis
media. Berdasarkan pengalaman, pasir merupakan jenis media yang cocok bagi
pertumbuhan awal stek. Pasir memiliki tekstur dan aerasi yang cocok bagi
pertumbuhan akar, namun
pasir tidak memiliki kandungan unsur hara yang
diperlukan bagi pertumbuhan lanjutan sehingga harus dilakukan penyapihan sampai
bibit siap tanam. Untuk itu
perlu dicari media lain sebagai pengganti pasir yang
memiliki aerasi yang baik juga mengandung unsur hara yang dibutuhkan bibit,
sehingga dalam pembuatan bibit dapat dilakukan langsung tanpa perlu penyapihan
salah satunya adalah kompos A.mangium (sofyan.Muslimin, 2007).
Perhatian besar dalam pemakaian zat pengatur tumbuh datang dari suatu
kepercayaan dari sejumlah besar ahli fisiologi tanaman dan ahli-ahli pertanian
bahwa kenaikan produksi sudah mencapai puncaknya dengan teknologi yang ada. Zat
pengatur tumbuh tanaman akan merubah pertumbuhan dan perkembangan tanaman dan
meningkatkan bagian tanaman yang dipanen. Rapid Root merupakan zat pengatur
tumbuh auksin, berbentuk bubuk berwarna putih yang mengandung fungisida; zat
pengatur tumbuh ini berguna untuk merangsang pertumbuhan bibit. Zat pengatur
tumbuh auksin bermanfaat dalam proses pemanjangan sel pada jaringan tunas muda,
di samping itu juga berpengaruh dalam pembentukan akar.
Dengan menggunakan stek cabang tua yang dipacu dengan hormone IAA dan
IBA diharapkan dapat mempercepat pertumbuhan stek. Hal ini disebabkan karena
IAA dapat memacu pertunasan dan IBA dapat memacu pembentukan akar stek
(Hartmann, et al, 1990) dan memacu pertumbuhan panjang akar (Sebanek dan Jesko,
1989). Hal ini didukung oleh pendapat Rismunandar (1988) yang menyatakan bahwa
IBA dapat mempercepat tumbuhnya akar baru pada tanaman (bibit yang baru
dipindahkan dari persemaian pada beberapa jenis tanaman keras. Bibit yang akan
dipindahkan dimasukkan ke dalam larutan tersebut selama 48 jam
(Sumiasri.Indarto, 2001).
Setek (cutting atau stuk) atau potongan adalah menumbuhkan bagian atau
potongan tanaman, sehingga menjadi tanaman baru.
a)
Keuntungan bibit dari setek adalah:
1. Tanaman
buah-buahan tersebut akan mempunyai sifat yang persis sama dengan induknya,
terutama dalam hal bentuk buah, ukuran, warna dan rasanya.
2. Tanaman
asal setek ini bisa ditanam pada tempat yang permukaan air tanahnya dangkal,
karena tanaman asal setek tidak mempunyai akar tunggang.
3.
Perbanyakan tanaman buah dengan setek merupakan cara perbanyakan yang
praktis dan mudah dilakukan.
4. Setek
dapat dikerjakan dengan cepat, murah, mudah dan tidak memerlukan teknik khusus
seperti pada cara cangkok dan okulasi.
b) Kerugian
bibit dari setek adalah:
1. Perakaran
dangkal dan tidak ada akar tunggang, saat terjadi angin kencang tanaman menjadi
mudah roboh.
2. Apabila
musim kemarau panjang, tanaman menjadi tidak tahan kekeringan (Prastowo, 2006).
BAB
3 METODOLOGI
3.1 Tempat dan Waktu
Praktikum setek ini di lakukan di laboratorium produksi tanaman SMK
Assa’idiyyah Kudus pada hari selasa
tanggal 29 januari 2018 pukul 14.00 – selesai.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
1. Pisau Tajam ( Cutter )
2. Timba
3. Botol Seprot ( hand sprayer)
4. Polyback
3.2.2 Bahan
1. Tanaman buah naga
2, Media pasir, kompos , arang seka
3.3 Langkah Kerja
1. Menyiapkan bahan media tanam dan alat yang di
perlukan
2. Membuat perlakuan media tanam menjadi beberapa
komposisi sebagai berikut: a. Mencampur pasir , kompos, arang sekam
perbandingan 3: 1 : 1
b. Mencampur pasir , kompos, arang sekam
perbandingan 1: 3 : 1
c. Mencampur pasir , kompos, arang sekam
perbandingan 1: 3 : 3
3. Masukan media tanam ke dalam polibag dengan
volume 2/3 bagian dari dasar polibag.
4. Pilih bahan stek dengan memotong bagian batang
bunga melati yang agak muda miring 45
ukuran 10 cm.
5. Tanam bahan stek tersebut ke dalam polybag yang
telah di isi dengan komposisi media tanam hingga 1/3 bagian.
6. Menjaga kelembaban tanah dengan melakukan
penyiraman menggunakan hand sprayer.
BAB
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil
Tabel 1. Hasil pengamatan stek pada buah naga
Media
|
Perlakuan
|
Ulangan
|
Parameter pengamatan
|
||
Jumlah akar
|
Panjang akar
|
||||
Pasir, kompos dan arang sekam
|
3:1:1
|
45ยบ
|
1
2
|
-
-
|
-
-
|
Rata-rata
|
0
|
0
|
|||
60ยบ
|
1
2
|
1
1
|
5 cm
1 cm
|
||
Rata-rata
|
2
|
3 cm
|
|||
180ยบ
|
1
2
|
-
-
|
-
-
|
||
Rata-rata
|
0
|
0
|
|||
1:3:1
|
45ยบ
|
1
2
|
1
1
|
6,4 cm
3,5 cm
|
|
Rata-rata
|
2
|
4,95 cm
|
|||
60ยบ
|
1
2
|
3
1
|
12,33 cm
4 cm
|
||
Rata-rata
|
4
|
8,2 cm
|
|||
180ยบ
|
1
2
|
-
-
|
-
-
|
||
Rata-rata
|
0
|
0
|
|||
1:1:3
|
45ยบ
|
1
2
|
1
-
|
15 cm
-
|
|
Rata-rata
|
1
|
7,5 cm
|
|||
60ยบ
|
1
2
|
1
1
|
18 cm
5 cm
|
||
Rata-rata
|
2
|
11,5 cm
|
|||
180ยบ
|
1
2
|
-
3
|
-
12 cm
|
||
Rata-rata
|
3
|
6 cm
|
Tabel 2. Jumlah akar dan panjang akar
Perlakuan
|
3 : 1 : 1
|
1 : 3 : 1
|
1 : 1 : 3
|
|||
∑ akar
|
Panjang akar
|
∑ akar
|
Panjang akar
|
∑ akar
|
Panjang akar
|
|
450
|
0
|
0
|
2
|
4,95
|
1
|
7,5
|
600
|
2
|
3
|
4
|
8,2
|
2
|
11,5
|
1800
|
0
|
0
|
0
|
0
|
3
|
6
|
4.2
Pembahasan
Dari hasil praktikum yang dilakukan diperoleh grafik
hasil stek batang pada tanaman buah naga sebagai berikut :
Grafik jumlah akar
Grafik panjang akar
Dari grafik diatas menunjukkan bahwa setiap
komposisi media maupun teknik dalam penyetekan memiliki tingkat keberhasilan
yang berbeda. Pada setiap komposisi media yang digunakan teknik penyetekan
dengan kemiringan 600 memiliki potensi keberhasilan lebih tinggi jika
dibandingkan dengan teknik yang lain, hal ini menunjukkan bahwa pada perlakuan
600 selain memiliki potensi jumlah akar lebih banyak, pada perlakuan ini
panjang akar cenderung lebih panjang dikarenakan pada perlakuan ini pertumbuhan
sel kalus berasal dari sel-sel muda pada daerah kambium pembuluh lebih mudah di
iringi dengan pergerakan auksin yang lebih lancar. Sedangkan pada perlakuan 450
dan 180 0 menunjukkan hasil yang lebih menurun, hal ini menunjukkan
bahwa semakin datar permukaan setek maka
potensi utmbuhnya akar akan lebih kecil. Sehingga dalam penyetekan permukaan
batang stek harus di sesuaikan.
Mekanisme pembentukan akar pada setek dipengaruhi
oleh beberapa faktor diantaranya media yang digunakan, tanaman, serta hormon.
Mekanisme perkembangan akar diawali dengan adanya pergerakan auksin,
karbohidrat dan rooting cofactor (zat-zat yang dapat merangsang tumbuhnya akar)
baik tunas maupun daun. Pada stek batang ditempatkan pada tempat yang cocok
bagi pembentukan akar agar kalus dapat terbentuk. Kalus adalah masa yang tidak
berbentuk yang mengalami ligninfikasi
dan terdiri dari sel-sel parenkim pada
berbagai tingkatan lignifikasi. Pertumbuhan sel kalus berasal dari sel-sel muda
pada daerah kambium pembuluh, walaupun ada juga beberapa kalus ini yang
terbentuk dari sel-sel kortex dan empulur. Proses pembentukan akar terdiri dari
bergabungnya sel-sel yang mempunyai fungsi khusus, pembentukan bakal akar dari
sel-sel tertentu dari jaringan vaskular, dan dilanjutkan dengan munculnya akar
primordia yang keluar melalui jaringan batang.
Pada penyetekan yang dilakukan ada 8 tanaman buah
naga yang mati atau gagal. Hal ini terjadi karena adanya faktor-faktor yang
dapat menghambat pertumbuhan akar, misalnya faktor eksternal seperti kondisi
media yang kurang lembab atau perawatan yang tidak optimal atau juga berasal
dari faktor internal misalnya pada saat dilakukan penyetekan, batang yang
digunakan tidak dalam kondisi siap menumbuhkan akar, hal tersebut bisa
dikarenakan umur batang yang terlalu tua atau terlalu muda.
Media yang digunakan dalam penyetekan adalah pasir,
kompos dan arang sekam. Dari masing-masing media tersebut memiliki kelebihan
dan kekuranga tersendiri. Pasir memiliki tekstur dan aerasi yang cocok bagi
pertumbuhan akar, namun pasir tidak memiliki kandungan unsur hara yang
diperlukan bagi pertumbuhan lanjutan sehingga harus dilakukan penyapihan sampai
bibit siap tanam. Arang sekam adalah sekam yang berwarna hitam dan dihasilkan
dari pembakaran yang tidak sempurna, bahan organik yang terkandung dalam arang
sekam relative kecil namun dapat menghilangkan pengaruh penyakit khususnya
bakteri dan gulma. Kompos merupakan hasil pelapukan dari bahan-bahan organik
yang ada di alam dengan bantuan organisme pengurai. Pada prinsipnya kompos
banyak mengandung bahan organik serta banyak mengandung unsur hara yang
dibutuhkan tanaman. Dari sifat-sifat media tersebut maka, dilakukan pencampuran
media agar diperoleh media yang lebih baik. Dari 3 macam komposisi media yang
digunakan, media dengan perbandingan 1 pasir, 3 kompos dan 1 arang sekam
memiliki prosentase yang lebih baik hal tersebut dikarenakan komposisi ini
memiliki kemampuan menyimpan air dan aerasi yang sesui serta mengandung
mikroorganisme yang baik.
Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan
pertumbuhan stek adalah faktor eksternal dan faktor internal sebagai berikut :
1. Faktor lingkungan (eksternal)
Beberapa factor yang berpengaruh antara lain; media
perakaran, suhu, kelembaban, dan cahaya. Media perakaran berfungsi sebagai
pendukung pembentukan akar. Media perakaran yang baik adalah yang dapat
memberikan aerasi dan kelembaban yang cukup, berdrainase baik, serta bebas dari
patogen yang dapat merusak stek. Lingkungan yang baik untuk penyetekan adalah
kondisi yang lembab sehingga dapat membantu proses tumbuhnya akar pada tanaman.
2. Faktor dari dalam tanaman
Kondisi fisiologis tanaman atau batang yang
digunakan missal; umur bahan stek, jenis tanaman, persediaan bahan makanan, dan
hormon pengatur tumbuh.
a. Umur Bahan Stek
Batang atau bagian yang digunakan sebaiknya memiliki
usia yang tidak terlalu tua dan tidak terlalu muda yaitu bagian yang memiliki
produktifitas akar tinggi.
b. Jenis Tanaman
Ada jenis yang mudah berakar dan ada yang sulit
karena memiliki cambium yang tebal. Kandungan lignin yang tinggi dan kehadiran
cincin sklerenkim yang kontinyu merupakan penghambat anatomi pada jenis-jenis
sulit berakar karena mengganggu munculnya tunas adventif.
c. Persediaan Bahan Makanan
Ratio C/N yang tinggi sangat diperlukan untuk
pembentukan akar stek yang diambil dari tanaman dengan C/N ratio yang tinggi
akan berakar lebih cepat dan banyak dari pada tanaman dengan C/N ratio rendah.
d. Zat pengatur Tumbuh
Hormon pada tanaman adalah zat yang hanya dihasilkan
oleh tanaman itu sendiri dan zat kimia sintetik yang dibuat oleh ahli kimia.
Hormon biasanya mengalir di dalam tanaman dari tempat dihasilkannya ke tempat
keaktifannya. Salah satu hormon yang dapat mempercepat tumbuhnya akar antara
lain ZPT.
BAB
5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
Dari pratikum yang telah dilakukan dapat diperoleh
kesimpulan sebagai berikut:
1.
Pemotongan ujung mata setek yang ditancapkan yang paling efektif adalah 60ยบ karena lebih memubahkan
pertumbuhan akar.
2.
Keberhasilan dalam melakukan penyetekan dipengaruhi dari factor media
dan pemotongan ujung setek.
3.
Media tanam setek sebaiknya dapat dengan mudah ditembus akar serta dapat
menyediakan air, udara serta unsur hara essential yang dapat menunjang
pertumbuhan akar.
5.2
Saran
Dalam melakukan penyetekan pada buah naga,
pemotongan hendaknya dilakukan didalam air agar tidak terkontaminasi dari luar
serta diperlukan pemberian ZPT untuk merangsang tumbuhya akar pada ujung setek.
Comments
Post a Comment